Jakarta – PT Angkasa Pura Cargo selaku anak perusahaan PT Angkasa Pura (AP) II memasang target groundbreaking Pusat Logistik Berikat (PLB) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta awal Juni 2017 mendatang. Pembangunan PLB ini diperuntukkan bagi pusat logistik sparepart atau komponen pesawat terbang.
“Secara bisnis, pusat logistik berikat ini berpotensi menghasilkan pendapatan dari aktivitas pemanfaatan pergudangan di Bandara Soekarno-Hatta sedikitnya Rp 2,5 triliun dalam satu tahun, apabila pergudangan spare parts dilakukan di PLB,” kata Muhammad Awaluddin, Direktur Utama AP II.
PLB di Bandara Soetta tersebut bakal dibangun di atas lahan 1 hektare yang termasuk bagian dari 5 ha lahan yang tengah dikembangkan oleh Angkasa Pura Cargo sebagai kawasan logistik. Sedangkan 5.000 m2 dari lahan itu akan dijadikan kawasan Distribution Center dan sisanya dijadikan pergudangan terintegrasi (integrated warehouse) untuk bisnis e-commerce.
Pihak AP Cargo menyatakan bahwa desain PLB tersebut telah disiapkan dan saat ini tengah proses perizinan ke Bea Cukai. “Peletakan batu pertama akan dilakukan bulan depan di awal Juni dan kami targetkan beroperasi pada kuartal II 2018,” ujar Denny Fikiri, Direktur Utama AP Cargo, Kamis (18/5).
Denny menambahkan bahwa sisa lahan 2 ha nantinya akan dijadikan kawasan terbuka. Nilai investasi pembangunan PLB tersebut diperkirakan hingga Rp 200 miliar. Dalam pengembangan tahap awal, AP Cargo akan mengucurkan dana investasi sekitar Rp 30 miliar tahun 2017 ini. Dengan adanya PLB, Denny berharap komponen-komponen pesawat yang selama ini disimpan di Singapura dapat masuk melalui Bandara Soetta.
Sambil menanti rampungnya PLB, AP Cargo akan memakai gudang sementara di Bandara Soetta seluas 2.000 m2. Gudang temporary tersebut akan digunakan untuk pengurusan izin ke Bea Cukai. “Nanti kalau PLB sudah ready gudangnya tinggal submit dokumen saja ke Bea Cukai,” tuturnya.
Selain menyiapkan proyek pembangunan PLB, AP Cargo juga sedang bersiap memulai pembangunan Cargo Village di Bandara Soetta. Untuk sementara ini desain cargo village sudah rampung dan baru memulai proses tender terkait operator yang bertugas di kawasan kargo tersebut. Pembangunan infrastruktur sendiri baru dimulai tahun 2018 dan direncanakan rampung tahun 2019 atau 2020.