JAKARTA – Kunjungan wisatawan mancanegara via Bandara Internasional Soekarno-Hatta sepanjang 2019 ternyata meleset dari target yang direncanakan pemerintah. Hingga penghujung tahun, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia via Bandara Soekarno-Hatta ‘cuma’ 16 juta kunjungan, atau 2 juta lebih sedikit dari target 18 juta kunjungan.
“Karena itu, untuk mendukung pemerintah dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisma pada 2020, kami tengah melakukan perubahan konsep dengan menyulap Bandara Soekarno-Hatta menjadi lokasi promo wisata lokal,” jelas Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi. “Caranya, dengan memberikan kesempatan pada pemerintah daerah untuk mempromosikan budayanya, hingga setiap penumpang di sini merasakan tourism experience. Itulah konsep kami.”
Hal tersebut sudah terlihat dari pemasangan photo booth Suku Badui di area baggage claim Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, yang merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Lebak dan PT Angkasa Pura II. Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, berharap pemasangan photo booth ini dapat memberikan dampak positif kepada dunia pariwisata di Kabupaten Lebak, khususnya dapat menarik wisatawan asing.
“Kami berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami, Kabupaten Lebak, untuk kali keduanya kami berkesempatan untuk memberikan informasi dan promosi terkait dengan destinasi wisata,” kata Iti. “Tentunya ini sangat berharga bagi kami untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, yang tahun lalu sudah melampaui target 1 juta kunjungan.”
Agus menambahkan, manajemen Bandara Soekarno-Hatta memang memberikan kesempatan kepada seluruh kabupaten ataupun kota di Provinsi Banten untuk unjuk diri khas wisata di bandara tersebut. Saat ini, sudah ada tiga stan di Bandara Soekarno-Hatta dari Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak. Dua berada di area boarding Terminal 2, sedangkan satu lagi terletak di area kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
“Prinsipnya terbuka, khususnya di tahun 2020, dan kita tentu tahu kalau dari sisi airport, memerlukan crowded, keriuhan, dengan apa saja yang bisa mendatangkan penumpang,” ujar Agus. “Kami memberikan kesempatan pada pemerintah daerah untuk mempromosikan budayanya, sehingga penumpang bisa merasakan tourism experience.”