JAKARTA – Maskapai pelat merah, Garuda Indonesia, berniat untuk menutup beberapa rute penerbangan ke Eropa yang tidak menguntungkan. Salah satu rute yang sudah dihentikan adalah penerbangan ke London. Rute Jakarta-London sudah sempat di-stop pada September 2018, sebelum dibuka kembali pada bulan Desember 2018, disusul pembukaan rute Jakarta-London-Denpasar pada Januari 2019.

Maskapai Garuda Indonesia – detik.com
Dilansir dari Kumparan, Garuda Indonesia sudah resmi menghentikan rute Denpasar-London mulai tanggal 11 Desember 2019, karena dinilai tidak membawa keuntungan bagi perusahaan. Tidak hanya itu, manajemen juga akan meninjau kembali rute penerbangan dari dan menuju Eropa lainnya sebagai upaya restrukturisasi bisnis perseroan.
“Pertama, restrukturisasi bisnis dengan perkuat domestic route sebagai backbone,” papar Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniansyah. “Lalu, fokus pada Jepang dan Korea. Kemudian, kami juga meninjau rute ke Eropa karena tidak terlalu urgent untuk terbang ke sana. Intinya bagaimana buat perusahaan ini enggak terlalu besar kerugiannya.”
Terkait rencana penutupan rute, kini penerbangan ke London, telah di-suspensi sampai waktu yang tak ditentukan. Sementara itu, rute menuju Amsterdam sejauh ini masih beroperasi. “Nanti itu kan masa depan akan dibahas khusus. Untuk bisnis model. Jadi, memang akan kami evaluasi. Kami hanya akan terbang sesuai dengan kompetensi,” sambung Pikri.
Pada Juli 2018 lalu, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala Mansury, sempat menuturkan bahwa rute-rute yang dilayani Garuda Indonesia ke Eropa memang perlu dipangkas karena menyebabkan biaya operasional membengkak. Salah satunya adalah rute Denpasar-Medan-Amsterdam yang terbang enam kali seminggu dengan pesawat Airbus A330-200 berkapasitas 222 penumpang.
Kebijakan penutupan rute ini dilakukan setelah muncul kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang melibatkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara. Ari juga diketahui mengeluarkan kebijakan aneh, mengalihkan rute Jakarta-London dan Jakarta-Amsterdam via Denpasar dan Kualanamu yang melebihi batas kewajaran jam terbang.