TANGERANG – Senin (14/8) kemarin, PT Angkasa Pura II bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian mulai melakukan uji coba Skytrain atau kereta tanpa awak (automated people mover system atau APMS) Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Uji coba ini dilakukan untuk melihat kesiapan kereta itu sebelum benar-benar dioperasikan pada tahun depan.
Dalam uji coba tersebut, perusahaan menjalankan dua gerbong dari Terminal 2 ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan sebaliknya. Uji coba ini dilakukan dengan pengemudi, namun masih tanpa penumpang. Menurut rencana, uji coba perdana ini akan berlangsung selama satu bulan, dilanjutkan dengan uji coba mengangkut penumpang.
“Uji coba tahap pertama ini untuk memastikan infrastruktur Skytrain dapat berfungsi dengan baik, dan evaluasi akan dilakukan setiap hari,” papar Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II, Djoko Murdjatmojo. “Uji coba ini juga melibatkan kontrak pembuat teknologi PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korsel.”
Skytrain Bandara Soekarno-Hatta nantinya akan beroperasi tiga train set yang terdiri dari enam gerbong dan melayani penumpang dari Integrated Building, Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3, dan arah sebaliknya. Fasilitas ini akan menggantikan fasilitas shuttle bus yang selama ini melayani perpindahan antar-terminal di Bandara Soekarno-Hatta.
Selama ini, untuk memobilisasi penumpang, PT Angkasa Pura II hanya mengoperasikan 12 unit shuttle bus. Bus ini dirasa kurang efektif di tengah kondisi bandara yang memiliki rata-rata pengunjung hingga ratusan ribu orang per hari. Pada akhirnya, perusahaan menggagas Skytrain untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Untuk pengadaan rangkaian kereta Skytrain serta teknologinya, PT Angkasa Pura II setidaknya merogoh kocek hingga Rp530 miliar, sudah termasuk tiga rangkaian kereta yang didatangkan dari perusahaan Woojin Industrial System Co Ltd. Sementara itu, untuk pengadaan infrastruktur seperti lintasan dan terminal, perusahaan harus mengeluarkan biaya Rp420 miliar.