JAKARTA – PT Angkasa Pura II dikabarkan tengah melakukan studi kelaikan (feasibility study) pembangunan Bandara Soekarno-Hatta jilid II. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menampung jumlah penumpang yang diprediksi akan menembus angka 100 juta penumpang pada tahun 2025 mendatang.
Perseroan menargetkan, hasil kajian studi kelaikan Bandara Soekarno-Hatta II tersebut bisa dirampungkan pada tahun 2017 ini. Di samping itu, PT Angkasa Pura II juga akan mengajukan perizinan kepada Kementerian Perhubungan untuk dapat dimasukkan ke dalam grand design Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Nantinya, dalam penyusuan kajian ini, PT Angkasa Pura II akan melibatkan beberapa pihak, seperti Jasa Marga, pemerintah daerah, dan Kementerian Perhubungan selaku otoritas yang memberikan izin kelayakan ruang udara dan kelayakan penerbangan,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin. “Hasil kajian studi tersebut diharapkan bisa diselesaikan pada tahun ini.”
Meski demikian, diakui Awaluddin, pihaknya memang masih belum memiliki gambaran yang lengkap terkait pembangunan BSH II tersebut, baik dari sisi desain, nilai investasi, waktu pembangunan, hingga lokasi bandara tersebut. “Yang pasti, adanya rencana pembangunan Bandara Soekarno-Hatta II ini didasari atas beberapa pertimbangan, dan Kementerian BUMN pun juga sudah meminta kepada PT Angkasa Pura II untuk dibuatkan kajiannya,” sambungnya.
Pada tahun 2016 lalu, arus lalu lintas penumpang yang melalui Bandara Soekarno-Hatta telah mencapai 55 juta orang. Di tahun 2017 ini, jumlah tersebut diprediksi mengalami lonjakan sekitar 8 persen atau menjadi 60 juta penumpang. “Kami sudah melakukan hitung-hitungan hingga 2025, dan ini sudah tidak lama, sekitar 7-8 tahun lagi. Jadi, kalau Bandara Soekarno-Hatta nantinya stuck, saya kira sulit kalau kita tidak memberikan alternatif,” tambahnya.
“Di samping itu, kondisi aksesibilitas menuju Bandara Soekarno-Hatta juga sudah terlampau padat karena sudah bercampur dengan traffic menuju non-bandara, seperti perumahan dan pabrik,” lanjutnya. “Sementara, keberadaan bandara seperti Bandara Kertajati Majalengka dinilai cukup jauh untuk melayani Jakarta dan sekitarnya.”