JAKARTA – Guna meningkatkan pendapatan non-aeronautika, PT Angkasa Pura II tengah melakukan rencana bisnis, yaitu membangun bisnis perhotelan dan cargo village di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bisnis perhotelan nantinya akan dijalankan oleh PT Angkasa Pura Propertindo, sedangkan cargo village dan pengelola pergudangan nantinya akan dikembangkan oleh PT Angkasa Pura Kargo.
“Saat ini, pendapatan dari bisnis aeronautika masih mendominasi total pendapatan perseroan,” jelas Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin. “Sementara, pendapatan dari non-aeronautika diperkirakan baru berkontribusi sebesar 13 persen dari total pendapatan perusahaan.”
Ditambahkan Awaluddin, untuk tahun 2017 ini, pendapatan non-aeronautika ditargetkan sebesar Rp1,14 triliun, berasal dari PT Angkasa Pura Solusi sebesar Rp667 miliar, PT Angkasa Pura Kargo sebesar Rp443 miliar, dan PT Angkasa Pura Propertindo sebesar Rp38,7 miliar. “Saat ini, ketiga anak usaha PT Angkasa Pura II tersebut tengah melakukan berbagai persiapan untuk menjalankan rencana bisnis,” sambung Awaluddin.
“Di samping mengembangkan bisnis non-aeronautika, kami juga tengah mempersiapkan infrastruktur digital guna mewujudkan smart connected airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan,” imbuh Awalluddin. “Konsep smart connected airport ini diperkuat oleh sistem teknologi informasi untuk membuat setiap bandara lebih efisien dalam hal operasional, mengurangi potensi kehilangan pendapatan, serta dapat menciptakan pendapatan dari lini baru.”
Pada tahun 2016 lalu, PT Angkasa Pura II mampu meraup pendapatan mencapai Rp6,65 triliun atau meningkat cukup tajam sekitar 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5,64 triliun. Pendapatan dari bisnis aeronautika seperti Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara dan biaya pendaratan pesawat mencapai Rp4,03 triliun, sedangkan bisnis non-aeronautika menyumbang Rp2,62 triliun.