JAKARTA – Memasuki tahun 2022, PT Angkasa Pura II menyiapkan pengembangan bandara-bandara berkapasitas besar, salah satunya Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Menurut pihak perseroan, mereka akan melanjutkan pengembangan kapasitas penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta – kompas.com
“Saat ini telah dilakukan pengembangan sub-terminal 1C dan 2F,” tutur Vice Corporate Communication PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano, seperti dikutip dari Tempo. “Pengembangan bandara memang dilakukan secara bertahap. Saat ini, sub-terminal 2F telah dioperasikan untuk melayani kedatangan penerbangan internasional.”
Revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2 sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu. Kapasitas kedua terminal yang melayani lalu lintas penerbangan domestik dan internasional tersebut masing-masing akan ditingkatkan menjadi 9 juta dan 42 juta penumpang per tahun. Sebagian maskapai penerbangan yang melayani penumpang di Terminal 2 sebelumnya, salah satunya Citilink, untuk sementara diungsikan ke Terminal 3.
Selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II juga melanjutkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Pengembangan bandara yang akan dilakukan pada tahun 2022 salah satunya adalah perluasan kapasitas terminal penumpang. Terbagi menjadi tiga tahap, tahap pertama terminal akan menampung 17 juta penumpang, kemudian tahap kedua ditingkatkan hampir dua kali lipat menjadi 30 juta penumpang dan tahap ketiga menjadi 42 juta penumpang.
Seperti diketahui, bandara yang berada di Kota Medan tersebut kini telah dikelola oleh PT Angkasa Pura II melalui PT Angkasa Pura Aviasi bersama konsorsium GMR Airports Consortium yang terdiri atas GMR Group (India) dan Aeroports de Paris Group (Prancis). Rencana pengembangan berlangsung sesuai umur kontrak kerja sama konsorsium selama 25 tahun.
Konsorsium ini sendiri sudah menguasai 49 persen kepemilikan saham Bandara Kualanamu. Alasan mereka mau menggelontorkan dana besar lantaran bandara ini diproyeksikan menjadi hub di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Secara lokasi, Bandara Kualanamu juga dinilai cocok sebagai titik penghubung antara India dan Indonesia, dengan waktu tempuh sekitar 5 sampai 6 jam jalur udara.