JAKARTA – PT Angkasa Pura II menyiapkan sistem pengenalan wajah atau face recognition dengan teknologi biometrik bagi penumpang pesawat untuk memproses keberangkatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Merupakan bagian dari implementasi transformasi digital yang dijalankan perseroan sejak tahun 2016 silam, sistem ini ditargetkan bisa diterapkan secara penuh pada Januari 2022, dan disusul digunakan secara bertahap di bandara-bandara lain yang dikelola PT Angkasa Pura II.
“Sistem face recognition dalam tahap awal akan tersedia di Security Check Point 2 (SCP 2) Terminal 3 Keberangkatan Domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta,” terang Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin. “SCP 2 sendiri merupakan titik pemeriksaan keamanan sebelum penumpang menuju boarding lounge untuk menunggu naik pesawat.”
Penggunaan face recognition yang tengah disiapkan tersebut adalah salah satu program PT Angkasa Pura II dalam melakukan digitalisasi secara masif di aspek pelayanan, keamanan, dan operasional bandara. Sistem face recognition ini akan semakin mempermudah penumpang karena tidak lagi harus menunjukkan dokumen fisik untuk pemeriksaan di SCP 2.
“Melalui digitalisasi, penumpang pesawat di bandara PT Angkasa Pura II dapat merasakan pengalaman baru yang disebut dengan New Experience through (X) Technology Airport 4.0 atau NEXT Airport 4.0,” sambung Awaluddin. “Tujuannya adalah meningkatkan sektor kebandarudaraan nasional ke level yang lebih tinggi lagi dari sekarang dan sejalan dengan global best practice.”
Sementara itu, Chief Project Business Digital Airport PT Angkasa Pura II, Wahyu Cahyadi, mengatakan, penerapan sistem face recognition ini didukung dengan aplikasi Travelin milik perseroan. Calon penumpang dapat mengunduh aplikasi Travelin melalui Android atau iOS. Kemudian, masuk menu Travelin Pass dan melakukan registrasi data diri yang juga akan divalidasi oleh Dukcapil,
“Seluruh data yang telah divalidasi akan dikirim ke sistem autogate untuk face recognition di SCP 2 Terminal 3 Keberangkatan Domestik,” jelas Wahyu. “Di pintu autogate, calon penumpang melakukan face recognition. Terbukanya pintu autogate akan didasari dari sejumlah aspek, yang utama adalah face recognition, Travelin Pass yang tervalidasi, suhu tubuh di bawah 37,5 derajat Celcius, dan calon penumpang memiliki dokumen perjalanan tervalidasi.”