Rangkaian kereta untuk proyek kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta bakal diproduksi oleh perusahaan manufaktur kereta yang bermarkas di Swedia, yaitu Bombardier. Nilai investasi untuk 10 rangkaian kereta bandara tersebut ditaksir mencapai 70 juta dolar AS atau setara Rp915,9 miliar.
Setiap rangkaian kereta itu nantinya bisa menampung 274 penumpang dalam satu kali perjalanan atau 33.976 penumpang dalam sehari. Direncanakan, kereta Bandara Soekarno-Hatta itu akan berangkat setiap 15 menit sekali dengan 124 frekuensi dari 10 rangkaian kereta yang terdiri dari enam kereta (gerbong). “Nantinya, rangkaian kereta ini bisa ditambah 10 atau total 100 kereta,” jelas Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto.
Dari segi interior, rangkaian kereta yang diharapkan bisa datang ke Indonesia pada Maret 2017 tersebut tidak jauh berbeda dengan kereta yang dioperasikan di Bandara Kualanamu, Medan. Demikian pula dengan tarif kereta yang diperkirakan di angka Rp100.000 per penumpang. “Namun, kami sudah menyusun tarif yang lebih murah 20 persen apabila berangkat secara rombongan atau berkelompok,” sambung Heru.
Proyek kereta Bandara Soekarno-Hatta sendiri ditargetkan dapat beroperasi pada semester I 2017 mendatang, atau sekitar Juni-Juli tahun depan. Nantinya, selain Stasiun Manggarai, kereta Bandara Soekarno-Hatta juga sedang dikaji untuk berangkat dari Stasiun Jakarta Kota. “Kami pelajari lagi rencana pemberangkatan dari Stasiun Jakarta Kota,” kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro.
“Stasiun (Jakarta Kota) ini dipilih sebagai alternatif karena memiliki area yang lebih luas dibandingkan Stasiun Manggarai dan beban penumpang yang tidak begitu berat serta bisa diakses dengan kereta listrik (KRL),” sambung Edi. “Jika jadi dioperasikan, kemungkinan rutenya Jakarta Kota-Kampung Bandan-Duri-Batu Ceper-Bandara Soetta.”