Jakarta – PT Angkasa Pura II menciptakan aplikasi Hotel Monitoring and Reservation (HORE) System untuk memudahkan koordinasi antara stakeholder di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Dengan adanya aplikasi HORE nantinya bisa mempermudah stakeholder untuk penanganan dan penetapan lokasi karantina bagi penumpang asal luar negeri.

Agus Haryadi, Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta – jakarta.tribunnews.com
“Lewat aplikasi HORE, Bandara Soekarno-Hatta dapat menyampaikan rencana penerbangan dan jumlah penumpang internasional, operator hotel dapat menyampaikan jumlah ketersediaan kamar, dan Satgas Udara Penanganan COVID-19 dapat melakukan penetapan lokasi karantina sesuai protokol Covid-19. Ini akan sangat membantu dalam pelaksanaan karantina hingga 14 Januari nanti,” kata Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi, Selasa (5/1), seperti dilansir Tangerangonline.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengaku bahwa pihaknya sangat mendukung dipenuhinya ketentuan karantina untuk pelaku perjalanan internasional dengan menyiapkan sedikitnya 105 hotel dengan alokasi 10.200 – 10.500 kamar hotel karantina di wilayah Jakarta dan Tangerang sebagai lokasi karantina.
Sebelumnya, terdapat sejumlah 10.899 penumpang internasional yang langsung mengikuti isolasi di hotel yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Jumlah itu terhitung mulai tanggal 28 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021 di Bandara Soekarno-Hatta.
Seperti diketahui, sesuai dengan kebijakan pemerintah, untuk para warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) yang masuk Indonesia diharuskan menjalani tes PCR dan dikarantina selama 5 hari. Adapun untuk WNI, biaya karantina ditanggung oleh pemerintah, sedangkan untuk WNA diharuskan membayar sendiri.
Menurut Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta sekaligus Wakil Ketua Umum PHRI Pusat Sutrisno Iwantono, adanya pemberlakuan karantina 5 hari untuk WNI dan WNA ini berdampak cukup baik untuk industri perhotelan. “Itu lumayan, 1.700 sampai 2.000 kamar hotel seharinya. Lokasinya, ya, di Jakarta dan di sekitar bandara (Soekarno-Hatta),” jelas Sutrino.
Lebih lanjut Sutrisno menegaskan jika karantina untuk pendatang dari luar negeri itu bukan berarti mereka terinfeksi Covid-19, melainkan hanya untuk memastikan kondisi tubuh para pendatang lebih steril sebelum melanjutkan perjalanan di Indonesia. “Bukan karena mereka OTG, ya, ini karena pemerintah jaga-jaga supaya lebih ketat. Jadi di hotel-hotel ini aman juga untuk mereka yang ingin menginap seperti biasa,” tandasnya.