Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) telah mengakibatkan penurunan jumlah penerbangan, baik dari dan ke Jakarta selama periode 15 Maret – 16 April 2020.

Beberapa pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta – okezone.com
“Berdasarkan pengamatan lewat flight tracker pada bandara di Jakarta baik Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma, aktivitas angkutan udara saat ini terlihat sangat berkurang dibandingkan periode sebelumnya,” ujar Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (30/4), seperti dilansir Kontan.
Data itu sekaligus memperlihatkan anjloknya keberangkatan pesawat domestik dari Jakarta, misalnya rute dari Jakarta ke Surabaya yang turun 67%, Jakarta-Denpasar turun 86%, dan Jakarta-Makassar turun 77%. Selain itu, kedatangan pesawat ke Jakarta dari sejumlah kota besar di Indonesia terpantau menurun. Salah satu penurunan terbesar adalah penerbangan dari Medan yang anjlok 63%.
Penerbangan ke luar negeri juga turun. Misalnya, rute Jakarta-Singapura turun 85%, Jakarta-Malaysia turun 94%, dan Hongkong turun 60%. “Yang berjalan masih cukup normal hanya ke Jepang. Tapi itu hanya stabil hingga Maret saja. Mulai April dan Mei sudah mulai turun tajam,” terang Suhariyanto.
Turunnya jumlah penerbangan tersebut melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi sejak Februari 2020 lalu. Adapun untuk penerbangan domestik turun 8,08% MoM walaupun secara year on year (YoY) masih naik tipis sebesar 1,17% YoY. Sedangkan penerbangan internasional turun 33,04% MoM dan turun 19,24% YoY.
Suhariyanto menambahkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pun turun hingga 60% pada Maret 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan Februari, penurunannya mencapai 28%.
Dampak dari pandemi Covid-19 telah terlihat dari bulan Februari 2020, khususnya untuk tingkat kunjungan turis dari China. Kala itu, kontribusi kunjungan wisman China nol persen atau tidak ada sama sekali. Hal ini sangat jauh berbeda dari realisasi tahun 2019 yang mencatatkan bahwa turis China bisa menyumbang hingga 13% dari keseluruhan kunjungan wisman ke Indonesia.
“Apalagi dengan adanya work from home (WFH) dan larangan mudik, tentu akan mendorong kontraksi yang lebih dalam di kuartal II-2020,” tutup Suhariyanto.