Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) II memastikan bahwa selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di DKI Jakarta pada Jumat (10/4), Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang dan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta tetap beroperasi.

Suasana yang tampak sepi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta – republika.co.id
Menurut Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, operasional kedua bandar udara tersebut akan sejalan dengan penerapan PSBB, yakni beroperasi dengan jumlah minimum karyawan serta mengedepankan dan menjalankan upaya pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19). Bandara Soetta dan Bandara Halim Perdanakusuma sendiri mulai 1 April 2020 lalu telah beroperasi dengan status minimum operation dari sebelumnya normal operation.
“Status minimum operation memungkinkan personel operasional bisa kerja dari rumah atau work from home (WFH). Setiap harinya, personel operasional di Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma yang melakukan WFH berkisar 30 persen hingga 40 persen dari total personel operasional,” ujar Awaluddin, Jumat (10/4), seperti dilansir Beritasatu.
Implementasi minimum operation di Bandara Soekarno-Hatta adalah dengan pembatasan operasional Terminal 1 dengan hanya membuka Sub Terminal 1A dan di Terminal 2 dengan hanya membuka Sub Terminal 2D dan 2E di Bandara Soekarno-Hatta. Walau demikian, Terminal 3 masih dibuka penuh.
Setidaknya terdapat 14 maskapai penerbangan yang masih beroperasi di Bandara Soetta. Jumlah itu turun cukup drastis dari kondisi normal. Sebagai contoh, di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta maskapai yang masih beroperasi adalah Lion Air, Trigana Air, dan Airfast. Kemudian di Terminal 2 adalah Batik Air, Sriwijaya Air, NAM Air, dan Citilink. Terminal 3 terdiri dari Garuda Indonesia domestik dan internasional, China Airlines, EVA Air, Japan Airlines, Qatar Airways, Singapore Airlines, dan Asiana Airlines.
Awaluddin menambahkan bahwa AP II juga akan memastikan ketersediaan transportasi publik, khususnya angkutan darat untuk pekerja dan penumpang pesawat yang baru mendarat. “Kami akan memastikan ketersediaan transportasi publik seperti misalnya bus Damri, shuttle bus, travel, taksi dan lainnya dengan jumlah penumpang yang disesuaikan agar tercipta physical distancing,” jelas Awaluddin.
Rencana kontingensi yang berhubungan dengan ketersediaan transportasi publik pun disiapkan AP II sesuai perkembangan. “Yang jelas, kami akan memastikan ketersediaan transportasi publik di Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma,” terangnya.