Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) II tengah fokus untuk melakukan pembenahan dan pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Saat ini proyek yang sedang bergulir adalah pembangunan jembatan yang nantinya direncanakan berfungsi sebagai penghubung antara Jalan Perimeter Utara dan Jalan Perimeter Selatan di Bandara Soetta yang beroperasi tahun 2020 mendatang.
Menurut Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, jembatan penghubung yang baru itu nantinya akan dibangun mirip setengah daun semanggi. Pihaknya sengaja membangun jembatan tersebut untuk meningkatkan aksesibilitas dari dan menu Bandara Soetta, terlebih karena bandar udara terbesar di Indonesia ini telah menjadi magnet pertumbuhan ekonomi.
“Cukup banyak aktivitas bisnis bermunculan di sekitar bandara seperti saat ini sudah ada sejumlah hotel dan wilayah perkantoran sehingga aksesibilitas menjadi hal yang penting agar operasional bandar juga tidak terganggu. Jembatan tersebut membuat lalu lintas kendaraan bermotor di kawasan Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Jakarta menjadi terintegrasi. Kami targetkan jembatan ini siap dioperasikan pada 2020,” ujar Awaluddin di Jakarta, Rabu (28/8), seperti dilansir Wartaekonomi.
Jembatan yang menyerupai setengah daun semanggi itu akan dibangun dengan 4 lajur, dengan total 9 bagian pekerjaan yang meliputi frontage utara, interchange utara, diagonal utara, clover utara, frontage selatan, interchange selatan, diagonal selatan, clover selatan, dan juga jembatan utama. Pembangunan jembatan itu diharapkan dapat memberi alternatif untuk kendaraan bermotor, baik yang berasal dari Jalan Perimeter Utara langsung ke Perimeter Selatan dan sebaliknya, atau dari Perimeter Utara/Selatan ke arah bandara/Jakarta.
Hingga kini jumlah pergerakan kendaraan bermotor dari dan ke Bandara Soetta cukup tinggi, seiring dengan jumlah penumpang yang tembus hingga 60-70 juta orang per tahun. Tiap bulannya taksi di Bandara Soekarno-Hatta pun melayani 200.000 perjalanan penumpang dan bus berkisar 29.000 perjalanan.
Sedangkan pergerakan kendaraan bermotor yang lewat pintu Tol Sedyatmo dari dan menu bandara pada hari kerja dan akhir pekan bisa mencapai 1.500 unit mobil penumpang per jam pada jam-jam sibuk. Sementara itu, pergerakan di ruas jalan lain di bandara dan kawasan sekitarnya bisa lebih, yaitu sekitar 2.000-6.000 satuan mobil penumpang per jam.