Pihak PT Pertamina melakukan pembelaan terkait klaim beberapa pihak yang mengatakan harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta jauh lebih mahal jika dibandingkan di Singapura. Menurut Pertamina, jarak antara kilang minyak dengan bandara yang tergolong jauh sehingga membutuhkan biaya distribusi yang lebih tinggi membuat harga avtur menjadi mahal.
“Distribusi avtur ke Bandara Soekarno-Hatta itu berasal dari kilang minyak di Cilacap,” jelas Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto. “Jarak antara Cilacap dengan Tangerang membuat biaya menjadi bengkak. Ini belum jika kebutuhan avtur itu dipasok melalui impor.”
Karena itu, ditambahkan Dwi, pihaknya menyayangkan kenapa Pertamina dibandingkan dengan Singapura. Padahal, ada negara-negara lain yang harga avturnya justru lebih tinggi jika dibandingkan Indonesia. “Di Singapura, kilang avtur jaraknya hanya beberapa kilometer dari airport sehingga cost lebih rendah,” sambungnya.
Namun ditambahkan Dwi, pihaknya tetap melakukan segala upaya untuk menghasilkan harga yang lebih rendah serta efisiensi. “Kami tetap terus melakukan efisiensi,” pungkas Dwi.
Sebelumnya, dalam rapat yang dilakukan antara tiga menteri pada awal Agustus lalu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengeluhkan soal mahalnya harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta. Harga avtur di Bandara Changi di Singapura menurutnya bahkan jauh lebih rendah 26 persen dibandingkan Indonesia.
“Dari komplain Pak Budi Karya, kenapa harga avtur di Bandara Soetta ini harganya 26 persen lebih mahal dibandingkan di Singapura,” kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. “Padahal, harga avtur di Indonesia seharusnya bisa jauh lebih murah dibandingkan negara tetangga lainnya.”