Jakarta – Pada tahun 2019 mendatang PT Angkasa Pura (AP) II akan menganggarkan investasi sebesar Rp 12 triliun yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur bandara dan pengembangan bisnis-bisnis baru AP II yang berpotensi cukup besar.
“Yang paling banyak akan dialokasikan untuk pengembangan di Bandara International Soekarno-Hatta,” kata Yado Yarismano, Manager Public Relations PT AP II, Kamis (13/12), seperti dilansir Kontan.
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin menambahkan, dari keseluruhan dana investasi yang dialokasikan untuk tahun 2019, sekitar 60% dipakai untuk mengembangkan Bandara Soetta, Tangerang, Banten. Pengembangan tersebut dimulai dari revitalisasi pada sub terminal secara bertahap, yakni Terminal IC dan 2F pada Desember 2018 dan ditargetkan rampung pada akhir 2019 mendatang.
“Jadi, total revitalisasi memakan waktu sekitar tiga tahun. Karena terminalnya adalah terminal operasi. Bukan terminal yang idle. Kebutuhan belanja modal untuk revitalisasi di kedua terminal itu sekitar Rp 3,7 triliun-Rp 3,8 triliun selama tiga tahun,” ungkap Awaluddin.
“Tidak hanya di sisi bandara, pengembangan juga akan dilakukan dari sisi udara kita akan kembangkan East Cross Connection Taxiway dan kami juga akan membangun Runway ketiga untuk meningkatkan kapasitas dari sisi udara bandara CGK,” imbuhnya.
Dalam proyek revitalisasi kedua terminal tersebut, PT AP II telah menandatangani kontrak dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penyelesaian proyek di Terminal IC diserahkan pada PT PP Tbk, sedangkan untuk Terminal 2F akan digarap oleh PT Adhi Karya. “Tidak kurang dari Rp 1,5 triliun investasi untuk dua lokasi tersebut,” bebernya.
Sumber pendanaan untuk kebutuhan investasi tersebut sekitar 30% berasal dari kas internal. Pihak AP II pun kabarnya juga mendapat fasilitas pinjaman dari perbankan sebesar Rp 5,5 triliun. Nantinya AP II pun akan menawarkan obligasi yang menjadi bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) dengan nilai total mencapai Rp 3 triliun.
“Jadi kami diberi ruang dua tahun untuk PUB ini. Kami coba lihat kebutuhan. Kalau tahun depan direalisasikan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan progres pelaksanaan proyek kami di lapangan,” pungkas Awaluddin.