Jakarta – Pasca kasus jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang pada Senin (29/10) pagi lalu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pun memerintah sejumlah stakeholder untuk membuka crisis centre di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
“Itu diinformasikan pukul 06.33 WIB. Saya sejak itu tentu prihatin dan menugaskan beberapa pihak menjadi stakeholder dalam menangani itu. Tentu Dirjen Udara, KNKT dan Basarnas untuk melakukan pengamatan yang lebih jauh. Oleh karenanya kami sudah membuat crisis center di Terminal 1 Soekarno-Hatta,” ujar Budi Karya di Jakarta, Senin (29/10), seperti dilansir Liputan6.
Kemudian setelah dibukanya crisis center di Bandara Soetta, sejumlah keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610 masih mendatangi gedung yang terletak di Terminal 1B tersebut. Akan tetapi pada Selasa kemarin ternyata suasa crisis center tidak seramai Senin lalu. Sebagian besar keluarga penumpang lebih memilih datang langsung ke Bandara Halim Perdanakusuma dan RS Polri, Jakarta Timur, lantaran proses evakuasi dan identifikasi jenazah dilakukan.
Sejak pukul 12.00 WIB kemarin setidaknya terdapat 2 keluarga penumpang pesawat yang masuk dalam ruang crisis center, salah satunya keluarga penumpang bernama Mangatur Sihombing. Bibi Mangatur, Siregar menuturkan, kedatangan keluarga ini dalam rangka menyerahkan sejumlah data Mangatur agar memudahkan proses identifikasi oleh petugas. “Sekarang nyerahin data kemari, ijazah dan sebagainya,” beber Siregar, Selasa (30/10).
Ia juga datang bersama komunitas gereja supaya memperoleh informasi perkembangan pencarian para penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin lalu. Siregar sendiri mengaku baru tahu jika pesawat yang dinaiki oleh Mangatur jatuh dari pihak keluarga. “Sesudah ada lagi WA dari saudara-saudara baru saya yakin,” paparnya.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang dipastikan jatuh di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) lalu. Menurut Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Sindu Rahayu, pesawat tersebut mengangkut 181 penumpang yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 bayi. “Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 bayi dengan 2 pilot dan 5 FA (flight attendant),” tandasnya.