Tangerang – Meletusnya Gunung Merapi pada Jumat (11/5) kemarin rupanya berdampak pada aktivitas penerbangan. Setelah erupsi freatik Gunung Merapi, penerbangan tujuan Yogyakarta untuk sementara dihentikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Pembatalan penerbangan ini telah dikonfirmasi langsung oleh Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soetta, Erwin Revianto. Meletusnya Gunung Merapi pada Jumat (11/5) pagi dilaporkan telah menyebabkan hujan abu di sejumlah lokasi, terutama di sebelah barat daya di bagian selatan.
“Hari ini tujuan ke Jogja di-close,” kata Erwin di Bandara Soetta, Tangerang, Jumat (11/5), seperti dilansir Tribunnews. Karena adanya erupsi Gunung Merapi, aktivitas penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta pun ditutup sementara karena terkena dampak sebaran hujan abu vulkanik Gunung Merapi. “Saat ini kami sedang lakukan pendataan jumlah penerbangan yang dibatalkan,” sambung Erwin.
Berdasarkan laporan terbaru, setidaknya terdapat 5 penerbangan dari Bandara Adisutjipto Yogyakarta ke Bandara Soetta Tangerang yang dibatalkan pada Jumat (11/5) akibat letusan Gunung Merapi.
Penerbangan terpaksa dibatalkan karena debu vulkanik menyebar dan mengganggu penerbangan pesawat. “Total penerbangan kedatangan dari Yogyakarta hari ini (kemarin) ada 20. Tapi sampai dengan saat ini yang dibatalkan jumlahnya baru lima penerbangan. Sedangkan total keberangkatan tujuan Yogyakarta dari Bandara Soetta pada hari ini ada 23 penerbangan. Dan yang baru dibatalkan sebanyak 8 penerbangan,” jelas Erwin.
Menurut Erwin ada beberapa maskapai yang melakukan pembatalan penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yaitu Garuda Indonesia dan Air Asia. “Ini update dari dampak erupsi Gunung Merapi sampai dengan pukul 15.00 WIB,” papar Erwin.
Sebagai informasi, Gunung Merapi mengalami erupsi sekitar pukul 07.30 WIB. Asap putih tebal tampak membumbung tinggi dari gunung dengan ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut tersebut. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang sampai kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah. Dari letusan Gunung Merapi melontarkan abu vulkanik, pasir, dan material piroklatik.
Walau sempat erupsi, hingga kini BNPB masih menetapkan Gunung Merapi di status normal (level 1) dengan radius berbahaya 3 km dari puncak kawah. Oleh sebab itu, warga yang bermukim di radius 5 km seperti di wilayah Kinahrejo pun diminta untuk evakuasi mandiri ke daerah yang lebih aman.