Quantcast
Channel: Bandara Soekarno-Hatta
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2375

Dukung UMKM, PT AP II Hadirkan Gerai Kopi Aceh di Terminal 3 Bandara Soetta

$
0
0

Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) II memberikan dukungan terhadap para pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menawarkan kesempatan terhadap para UMKM untuk membuka gerai di bandara yang berada di bawah pengelolaan PT AP II. Salah satu UMKM yang beruntung adalah gerai kopi Na Coffee. Gerai kopi gayo Aceh ini resmi dibuka di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Na Coffee di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng - acehnews.co

Na Coffee di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng – acehnews.co

Menurut Direktur of Finance Angkasa Pura II Andra Y Agussalam, dukungan terhadap UMKM sengaja diberikan untuk mengimbangi dominasi gerai makanan dan minuman asing di bandara-bandara AP II. “Kami mendatangkan khusus NA Coffee untuk dapat berwirausaha mengingat masih minimnya jumlah kedai kopi lokal yang ada di bandara,” ujar Andra, Jumat (19/1), seperti dilansir Kompas.

“Kedai kopi menjadi pilihan usaha tepat mengingat makin menjamurnya usaha kopi lokal yang rasanya tak kalah dari kopi asing. Dan kami mendukung usaha anak bangsa untuk memperkenalkan Indonesia melalui cita rasa kopi yang berbeda dari masing-masing wilayah,” imbuh Andra.

Gerai Na Coffee merupakan gerai yang diusung pengusaha kopi gayo asal Aceh, M. Iqbal Alaydrus. Iqbal sudah merintis usaha kedai kopi tersebut mulai tahun 2001. Kemudian ia berhasil membuka kedai pertamanya di Pulau Jawa usai sukses membuka kedai kopi pertama di Aceh tahun 2014 lalu. Kedai kopi Aceh ini termasuk UMKM yang menjadi mitra binaan PT AP II.

Iqbal mengaku memanfaatkan program corporate social responsibility (CSR) yang diberikan AP II berupa lahan bebas biaya sewa dengan sistem kerjasama bagi hasil sebesar 20% untuk AP II. “Ini (pembukaan kedai kopi) merupakan peluang, loncatan yang besar,” ujar Iqbal.

Gerai Na Coffee menargetkan omzet sebesar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta setiap hari, atau sekitar Rp 300 juta per bulan. Pendapatan tersebut 3 kali lipat lebih besar dibanding omzet yang didapat dari kedainya di Aceh yang dapat meraup Rp 100 juta setiap bulan. Di Na Coffee tersedia berbagai jenis kopi, mulai dari robusta hingga arabika dengan harga sekitar Rp 20.000 sampai Rp 50.000.

“Saya diberikan arahan oleh Presiden Joko Widodo untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi para masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan kepedulian kami untuk menjalankan arahan presiden,” tandas Komisaris Utama Angkasa Pura II Rhenald Kasali.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2375

Trending Articles