JAKARTA – Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta direncanakan bakal mulai beroperasi pada bulan Januari 2018 mendatang, yang diprediksi bisa ‘mengancam’ operasional bus Damri. Namun, dengan harga tiket yang relatif lebih murah, eksistensi bus Damri sebagai salah satu moda transportasi menuju Bandara Soekarno-Hatta diyakini masih tetap ada.

Sejumlah bus Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) menunggu penumpang di Sub Terminal Kayuringin, Bekasi, Jawa Barat – tirto.id
Seperti dilaporkan oleh Tirto, berdasarkan hitungan di atas kertas, Damri memang masih lebih unggul dari segi tarif dibandingkan kereta Bandara Soekarno-Hatta. Berangkat dari Stasiun Sudirman, penumpang menuju ke Stasiun Gambir terlebih dahulu menggunakan bus Transjakarta. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp43.500, yaitu Rp40.000 untuk tiket bus Damri dan Rp3.500 untuk tiket Transjakarta. Masih jauh dibandingkan tarif kereta bandara yang rencananya dipatok Rp70.000.
“Asalkan Damri bisa mempertahankan tarif di bawah harga tiket kereta bandara, maka penumpang fanatik tentu tidak akan berpaling,” jelas Akademisi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno. “Tetapi, Damri juga harus meningkatkan pelayanan karena kereta bandara yang ditawarkan bakal cukup nyaman, setidaknya bebas dari kemacetan.”
Djoko menambahkan bahwa peningkatan layanan bus Damri di antaranya harus didukung dengan kru wanita muda berpakaian rapi dan bersih. Di samping itu, warna bus juga harus lebih menarik, tidak terpaku pada pakem biru. Fasilitas charging port dan akses Wi-Fi juga jangan hanya ada di beberapa bus saja. “Lakukan riset kebutuhan penumpang dengan melibatkan konsultan seperti yang dilakukan PT KAI,” sambung Djoko.
Seperti diketahui, saat ini, kereta Bandara Soekarno-Hatta masih dalam tahap uji coba sebelum benar-benar resmi beroperasi pada awal tahun depan. Untuk tahap awal, kereta tersebut akan melayani rute Stasiun Sudirman Baru-Bandara Soetta dengan menggunakan 10 train set KRL dan mampu menampung sebanyak 272 penumpang.
“Kereta Bandara Soekarno-Hatta merupakan alternatif transportasi bagi masyarakat,” ujar Kepala Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono. “Namun, awal operasional untuk naik-turun penumpang. PT Railink baru melayani dari Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta (PP) karena stasiun- stasiun yang lain sedang dalam proses pembangunan.”