Jakarta – PT Angkasa Pura (AP)II mengeluh lantaran ada begitu banyak pesawat yang parkir dan menginap (RON) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Hal tersebut membuat pergerakan pesawat di Bandara Soetta saat malam hari pun menjadi lebih rendah.
“Saat ini itu ada 149 pesawat setiap malam yang di sini. Memang jam terbang mulai 12 malam sampai dengan jam 4 pagi longgar, tapi mau parkir di mana,” jelas Direktur Utama PT AP II, M. Awaluddin, Selasa (4/4).
Awaluddin sendiri mengharapkan sejumlah maskapai yang tak mempunyai jadwal penerbangan yang tidak terlalu mendesak untuk memarkir pesawat di sejumlah bandara yang lokasinya cukup dekat dengan Bandara Soetta seperti Bandara Tanjung Pinang di Kepulauan Riau dan Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Menurutnya kedua bandara tersebut memiliki ruang yang cukup luas untuk parkir pesawat.
Demi memaksimalkan pergerakan di Bandara Soekarno-Hatta, pihak PT Angkasa Pura II bahkan siap memberi insentif pada para maskapai yang bersedia untuk memarkir pesawatnya di luar Bandara Soetta. “Ke depannya akan kita buat skema pemberian insentif baik itu berupa pembebasan landing fee, untuk maskapai-maskapai yang tidak menginapkan pesawatnya di Soetta. Karena semua ada di wilayah kita, ya kita bisa nanti hitung-hitungan,” papar Awaluddin.
Akan tetapi, konsekuensinya maskapai tersebut harus membawa lalu lintas penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta ke bandara-bandara lain yang hendak dipakai sebagai tempat parkir. “Kalau dia RON di Soetta kan harus bayar parkir, kalau parkirnya di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang kita bebaskan, bisa garbaratanya, bisa landing fee tapi harus bawa traffic passenger,” imbuhnya.
Untuk sementara ini AP II akan berkoordinasi dengan maskapai dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terkait angkutan udara dan slot penerbangan yang tersedia. Jika langkah ini bisa diterapkan, maka penerbangan internasional terutama saat malam hari pun bisa dimaksimalkan.
“Kalau lalu lintas penerbangan internasional ini longgar, maka kita bisa bawa banyak turis, ini yang Pak Menteri Pariwisata inginkan, kalau untuk tujuan wisata tidak masalah datang malam,” tandasnya.