Jakarta – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta terpaksa menghentikan sementara layanan vaksinasi meningitis di Bandara Soetta, Tangerang, Banten. Alasannya karena ketiadaan stok vaksin meningitis. Biasanya, pasokan stok vaksin meningitis di KKP Bandara Soetta dilakukan langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tetapi, sudah seminggu terakhir ini layanan harus dihentikan karena stok vaksin tidak tersedia.
“Saat ini stok kami di kantor Soetta habis, sehingga untuk sementara tidak memberikan layanan vaksinasi, sampai dengan kami punya vaksin kembali,” ujar Kepala KKP Kelas I Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, Rabu (28/9), seperti dilansir dari Liputan6.
KKP Bandara Soekarno-Hatta telah berusaha mencari stok vaksin meningitis ke sejumlah Dinas Kesehatan (Dinkes) terdekat sebelum stok miliknya menipis. Tetapi rupanya di berbagai tempat pun stok vaksin meningitis terbatas. Stok yang tersedia di sejumlah Dinkes hanya cukup untuk memenuhi keperluan mereka masing-masing. “Saat ini, kami berupaya mendapatkan vaksin dari stok dinkes-dinkes yang masih ada, masih kami komunikasikan,” jelas Naning.
Pihak KKP Bandara Soekarno-Hatta sendiri telah memperoleh jawaban dari Kemenkes untuk memperoleh stok vaksin meningitis tersebut yang dijadwalkan datang pada awal bulan Oktober 2022 mendatang. “Tadi pagi, Dirjen P2P (pencegahan Pengendalian Penyakit) menyampaikan ke kami, bahwa awal Oktober kemungkinan besar vaksin sudah didistribusikan ke kami,” beber Naning.
Dengan demikian, pelaksanaan vaksinasi meningitis nantinya dapat berjalan lagi seperti biasa. Biasanya, para calon jemaah umrah dan haji yang membutuhkan vaksinasi tersebut. Nantinya, jika sudah ada vaksin meningitis yang terkumpul, KKP Bandara Soekarno-Hatta akan kembali membuka pelayanan untuk calon jemaah umrah secara terbatas.
“Misal kita sudah terkumpul ada 200 vial, nanti kita akan buka satu sampai dua hari, tergantung stok yang ada. Akan tetapi tentu terbatas dan ada syarat khusus untuk penerimanya supaya vaksin meningitis itu tepat sasaran,” terang Naning.
Jika sudah ada stok vaksin meningitis darurat, salah satu syarat penerima adalah calon jemaah umrah yang 14 hari berangkat. Hal itu ditunjukkan dengan tiket pesawat yang dimiliki. Sedangkan peserta vaksin lainnya harus mendaftar dulu secara online.
“Karena kalau tidak diatur, khawatir yang segera akan berangkat malah enggak dapat vaksin karena terlebih dahulu diambil yang berangkatnya pada Desember. Paling enggak vaksin efektif itu peraturan di Indonesia adalah 14 hari sebelum keberangkatan,” pungkasnya.