Jakarta – PT Angkasa Pura II (Persero) memastikan bahwa Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten siap untuk menerapkan kebijakan perjalanan tanpa karantina atau vaccinated travel lane (VTL) antara negara Indonesia dengan India. Pasalnya, Bandara Soetta sudah ditunjang dengan beragam fasilitas yang memadai dan sudah memiliki pengalaman melaksanakan VTL dengan Singapura.
“Soal VTL, Kami sudah punya pengalaman kok dengan Singapura,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, Senin (3/1), seperti dilansir Bisnis. Lebih lanjut Awaluddin menerangkan, program VTL dengan Singapura sudah berlangsung dengan reciprocal green lane (RGL). Skema itu memungkinkan para wisatawan hanya datang ke zona hijau atau daerah yang penyebaran Covid-19-nya sangat rendah.
Sayangnya, sejak merebak varian Covid-19 Omicron, program kerja sama VTL yang terjalin antara Indonesia dengan Singapura sejak November 2021 telah dicabut sementara oleh Singapura. “Karena dinamika masing-masing negara dengan pandemi berbeda-beda. Itu kebijakannya kembali ke border control. Yang jelas kami support VTL Singapura, walau dia sudah cabut programnya per 24 Desember 2021,” papar Awaluddin.
Vaccinated Travel Lane (VTL) adalah salah satu skema jalur masuk wisatawan mancanegara. Berbeda dari travel bubble, VTL diklaim lebih sistematis lantaran mengatur integrasi pelacakan hingga vaksinasi. Turis asing yang masuk Indonesia atau wisatawan Indonesia yang akan pelesir ke negara tujuan kerja sama VTL juga diwajibkan untuk memperoleh vaksin dosis lengkap.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengungkapkan, kesepakatan VTL akan dicapai lewat penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). “Sekarang sudah dipersiapkan dalam bentuk MoU antara Indonesia dan India, dan sekarang bolanya di pemerintah India,” ungkap Nia.
Nia mengatakan, saat ini sudah ada permintaan sekitar 500 wisman (wisatawan mancanegara) dari satu agen pariwisata di India untuk masuk Bali pada Januari 2022 berdasar perbincangan kementerian dengan industri negara setempat. Secara kumulatif sampail April, permintaan tersebut meningkat hingga 6.000. Kemenparekraf sendiri sudah memperoleh lampu hijau dari Kementerian Kesehatan untuk membuka pintu pariwisata melalui jalur VTL dengan India.