JAKARTA – Kementerian Perhubungan berencana melakukan revisi landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma pada tanggal 1 Januari 2022 mendatang, yang membuat pelabuhan udara tersebut ditutup sementara. Operasional sejumlah maskapai pun akan dipindah ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dimulai dari penerbangan niaga berjadwal dan kargo.

Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta – www.radardepok.com
“Selain maskapai untuk penerbangan niaga berjadwal dan kargo, sebagian pesawat carter dan private jet turut dialihkan ke Cengkareng,” papar Executive Manager Bandara Halim Perdanakusuma, Marsma Nandang Sukarna, dilansir dari Tempo. “Sementara itu, untuk penerbangan bukan niaga, penerbangan turboprop, hingga sebagian lain dari penerbangan pribadi akan dialihkan ke dua lokasi bandara di luar Bandara Soekarno-Hatta, yakni Bandara Pondok Cabe dan Bandara Budiarto Curug.”
Seperti diketahui, Bandara Halim Perdanakusuma saat ini melayani sejumlah maskapai penerbangan berjadwal, seperti Citilink Indonesia dan Batik Air. Bandara juga melayani penerbangan Trigana Air Service, Pelita Air, hingga penerbangan kargo dan non-berjadwal. Tak hanya digunakan untuk penerbangan komersial, Bandara Halim Perdanakusuma yang dikelola PT Angkasa Pura II kini menjadi Markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU.
Sementara itu, Direktur Utama Lion Air Group, Edward Sirait, mengaku belum menerima informasi resmi dari pengelola bandara soal teknis pemindahan penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini, dari Lion Air Group, hanya Batik Air yang masih terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma. “Kami sih sudah arming per 1 Januari 2022, jadi semua penerbangan pindah ke Soekarno-Hatta kalau Halim tutup,” katanya.
Kepala Staf TNI AU, Marsekal Fadjar Prasetyo, sebelumnya mengatakan bahwa Bandara Halim Perdanakusuma akan direvitalisasi sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Presiden Jokowi memerintahkan agar landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma bisa dipakai sampai 20 tahun mendatang. Tidak hanya landasan pacu, revitalisasi mencakup peningkatan kebutuhan militer, seperti perluasan gedung VIP serta terminal AU.