Jakarta – Bulan Juni 2021 lalu, maskapai nasional Garuda Indonesia telah meraih predikat bintang 5 dari Skytrax terkait protokol Covid-19. Rupanya ada sejumlah faktor yang menyebabkan Garuda Indonesia menjadi maskapai penerbangan pertama di Asia Tenggara sekaligus satu-satunya maskapai asal Indonesia yang dapat menyabet predikat itu dari 8 maskapai dunia yang berhasil memperoleh 5-Star COVID-19 Airline Safety Rating.

Pesawat Maskapai Garuda Indonesia – investor.id
Predikat tersebut diberikan pada Garuda Indonesia didasarkan pada proses audit yang dilakukan pada Juni 2021 lalu, meliputi keseluruhan aspek keselamatan penerbangan dan penerapan protokol kesehatan oleh maskapai penerbangan, terutama dalam memberikan pelayanan terbaik selama masa pandemi COVID-19.
Penilaian dilakukan sejak tahapan pre, in, hingga post flight, seperti kebersihan pesawat, informasi terkait COVID-19, penerapan physical distancing, ketersediaan hand sanitizer, penyesuaian meal service dan berbagai aspek penunjang lainnya.
“Sebelum masuk lounge Garuda kita harus jaga, kita batasi isinya lounge ini dengan 50% capacity. Pas boarding kita atur sedemikian rupa, antrean dijaga. Masuk ke dalam pesawat dengan kapasitas 70%, ini memang belum full,” kata Ade R Susardi, Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia, seperti dilansir Detik.
Penerapan protokol kesehatan tersebut juga ditunjang oleh teknologi canggih dalam setiap armada pesawat Garuda Indonesia, seperti HEPA (High-Efficiency Particulate Air) filter yang diklaim dapat membunuh kuman dan menyaring sirkulasi udara dalam kabin pesawat. Cara kerja HEPA filter sendiri adalah mengisap sebagian udara dalam kabin dan membuangnya ke luar. Sisanya akan dipompa lewat filter udara HEPA, yang memungkinkan virus dan bakteri hilang. “Setiap dua menit, udara dalam pesawat itu refresh, jadi lebih aman,” jelas Ade.
Di samping itu, pihak Garuda Indonesia juga mematuhi aturan baru mengenai syarat terbang yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, misalnya saja menunjukkan sertifikat vaksinasi dan bukti PCR antigen. Bahkan, di setiap langkah menuju atau keluar pesawat Garuda Indonesia selalu menerapkan prokes yang ketat.
“Saat terbang penumpang diminta pakai masker, kecuali harus makan minum. Pas turun jaga lagi prokesnya di proses embarkasinya, per lima baris turun. Pas turun nunggu bagasi di desinfektan lagi sebelum dicollect. Itu yang kita jaga,” pungkas Ade.