JAKARTA – Bandara Internasional Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu menjadi salah satu tempat peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang memamerkan produk-produk buatan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Untuk lebih mendukung sektor ini, PT Angkasa Pura II pun berencana mendirikan Airport Mall UMKM di Terminal 3.

Gerai UMKM di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta – www.republika.co.id
“Tahun ini, PT Angkasa Pura II akan menyediakan area komersial khusus bagi UMKM sebagai pusat transaksi UMKM di bandara,” tutur Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin. “Airport Mall UMKM ini akan sangat tepat dijalankan di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya di Terminal 3 yang sudah memiliki konsep sebagai mal.”
Di dalam program bandara sebagai hub pariwisata dan budaya, secara terjadwal dan konsisten, bandara-bandara PT Angkasa Pura II akan mempertunjukkan pagelaran seni dan budaya Indonesia serta menggelar pameran dan bazar UMKM. Pasalnya, Bandara Soekarno-Hatta setiap harinya dikunjungi sekitar 200 ribu penumpang sehingga pas dijadikan area promosi.
“UMKM memang paling cepat tertekan krisis, tetapi juga paling cepat bangkit dan menemukan peluang-peluang baru di tengah krisis,” tambah Awaluddin. “Namun, UMKM tetap perlu memahami seluk beluk bisnis dengan memanfaatkan teknologi serta paham strategi dan menjadi bagian dari ekosistem pasar digital.”
Setelah menjadi area peluncuran Gernas BBI, PT Angkasa Pura II sendiri juga baru saja memperkenalkan program Gerakan Bangga Karya Anak Bangsa Indonesia (Gerbang Indonesia). Dijelaskan EGM of Airport Service Division PT Angkasa Pura II, Anindita Galuh Wardhani, Gerbang Indonesia memiliki tiga program utama, yakni bandara sebagai gerbang utama pembinaan UMKM, bandara sebagai tempat kegiatan transaksi UMKM, dan bandara sebagai hub pariwisata dan budaya Indonesia.
Di dalam program pembinaan UMKM, secara berkelanjutan bandara di bawah pengelolaan perusahaan akan menjalankan pelatihan dan inkubasi. Hal tersebut guna mempercepat keberhasilan pengembangan UMKM. “Sementara untuk program promosi, dilakukan secara luring (digital showcase UMKM, banner, videotron, booth) dan secara daring (social media, talkshow, podcast),” jelas Anindita.