Solo – Berdasar hasil rapat Rancangan Keputusan Menteri Agama dalam penyelenggaraan umrah masa pandemi, bersama Kemenkes, Kemenhub, Kemenlu, BNPB, dan Imigrasi, Kota Solo kini bukan lagi tempat keberangkatan penerbangan umrah langsung ke Tanah Suci.

Ilustrasi : Jamaah Umrah – detik.com
Di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini, pemerintah Indonesia hanya menunjuk 5 bandara internasional untuk direct flight ke Arab Saudi, yaitu Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Kualanamu Medan, dan Bandara Ngurah Rai Bali.
Pembukaan kembali penerbangan umroh ini dilakukan usai pemeritah Arab Saudi juga kembali membuka akses ibadah umrah untuk umat Muslim di seluruh penjuru dunia secara terbatas mulai bulan Oktober 2020 ini.
Terkait dengan hal itu, Sekretaris Amphuri Jawa Tengah, Retno Anugerah Andriyani mengaku akan mengikuti perkembangan dari pemerintah seputar aturan umrah terbaru dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Kedutaan Arab Saudi. Walau demikian, Retno meyakini jika regulasi yang ditetapkan masih dalam tahap rancangan dan masih belum ada regulasi yang telah disahkan.
“Apapun nanti keputusan dari pemegang regulasi, kami tunduk dan patuh, mengikuti, serta berharap umrah kembali normal seperti sebelumnya sehingga penerbangan bisa langsung dari Solo lagi,” jelas Retno, Senin (19/10), seperti dilansir Idntimes.
Dalam pembukaan akses ibadah umrah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menuturkan terdapat 4 tahap yang harus dipatuhi jemaah. Pada tahap 1 pembatasan kapasitas jemaah maksimal 6.000 orang, tahap 2 sebanyak 15.000 jamaah atau setara 75% kapasitas normal, serta tahap 3 yang akan dimulai pada 1 November 2020 kuotanya sebanyak 100% bagi jemaah luar Arab Saudi dari negara yang dinilai tidak berisiko secara kesehatan.
Meski mulai tahap 4 jemaah luar negeri diizinkan untuk beribadah umrah, pihak pemerintah Arab Saudi masih belum menentukan waktunya. Sementara itu, Ketua Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Zaki Zakariya mengatakan jika izin memberangkatkan jemaah umrah telah diberikan, kemungkinan akan ada kenaikan biaya umrah di masa pandemi.
“Sudah bisa dipastikan umrah di masa pandemi akan ada potensi kenaikan harga, baik untuk jemaah waiting list (yang mendaftar sebelum pandemi) maupun bagi jemaah baru,” jelas Zaki. Hal tersebut rupanya berkaitan dengan perubahan biaya akibat pandemi, seperti kenaikan pajak baru sebesar 15% dari Arab Saudi hingga penerapan protokol kesehatan.