JAKARTA – Keputusan pemerintah Malaysia untuk menutup kunjungan turis asing hingga akhir tahun ini guna mencegah penyebaran COVID-19, ternyata tidak lantas membuat maskapai Garuda Indonesia menghentikan penerbangan ke negara tersebut. Maskapai pelat merah ini tetap melayani rute Jakarta-Kuala Lumpur tiga kali sepekan, yakni pada hari Selasa, Kamis, dan Minggu.
“Sampai saat ini, kami tetap terbang dengan tiga kali seminggu, yakni Selasa, Kamis, dan Minggu. Garuda tetap terbang karena Warga Negara Indonesia di Kuala Lumpur ke Jakarta masih berkeinginan terbang,” tutur Country Manager Malaysia Garuda Indonesia, HM. Fedrik Kasiepo, dilansir Sinar Harapan. “Animo penumpang masih tinggi, tetapi kami masih tetap tunggu dan lihat juga kebijakan pusat.”
Sebelumnya, pemerintah Malaysia menyatakan melarang pemegang visa jangka panjang Warga Negara Indonesia (WNI), India, dan Filipina masuk ke negaranya terhitung mulai Senin, 7 September 2020. Mengenai aturan larangan tersebut, Garuda menjelaskan bahwa ada sejumlah pengecualian yang diberikan. Rupanya, Garuda masih bisa membawa diplomat, warga negara Malaysia, dan penumpang transit dari Jakarta ke Kuala Lumpur.
Malaysia memang tidak terburu-buru untuk membuka pariwisata buat turis asing. Namun, naiknya penyebaran kasus baru membuat negeri tetangga ini semakin rapat menutup pintu. Masa Recovery Movement Control Order (RMCO) Malaysia, atau mirip seperti PSBB transisi di Indonesia, yang memberi perintah kontrol pergerakan pada periode 10 Juni hingga 31 Agustus 2020 akhirnya diperpanjang hingga 31 Desember 2020.
“Negara kami masih menghadapi tantangan dalam mengurangi penyebaran COVID-19 yang masih aktif menyebar ke seluruh dunia,” papar Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, seperti dikutip dari media lokal. “Kami tidak bisa mengambil risiko penyebaran virus ke negeri ini. Oleh karena itu, aturan karantina diperketat di lokasi tertentu.”
Menteri Senior, Ismail Sabri Yaakob, menambahkan bahwa untuk saat ini, pihaknya belum siap untuk membuka perbatasan mereka untuk turis asing. Bahkan, antara Malaysia dan Singapura, hanya mengizinkan dua kategori, yakni mereka yang melakukan perjalanan bisnis atau menghadiri pertemuan di Kuala Lumpur saja. Saat ini, Malaysia tidak akan memberikan persetujuan atas permintaan apa pun.