Jakarta – PT Angkasa Pura Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta membentuk tim satuan tugas (satgas) guna mengatasi layang-layang yang terbang secara ilegal di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Seperti diketahui, layang-layang masih menjadi ancaman serius dalam dunia penerbangan karena berisiko masuk dalam mesin pesawat dan membuatnya bermasalah.
Menurut Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, Febri Toga Simatupang, pembentukan satgas layang-layang ini dilakukan untuk memberi edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bahaya menerbangkan layang-layang secara sembarangan di sekitar Bandara Soetta. “Kita juga sudah melakukan tim satgas untuk memberantas layang-layang yang terdiri dari beberapa tokoh masyarakat di sekitar bandara Soekarno-Hatta,” kata Febri, Jumat (21/8), seperti dilansir Kompas.
Selain itu, pihak Bandara Soekarno-Hatta sendiri sudah gencar melakukan sosialisasi secara masif dengan cara menyelenggarakan webinar (web seminar) dan sejumlah kegiatan sosialisasi lainnya. “Kedua kami melakukan kunjungan di beberapa kelurahan setempat untuk melakukan sosialisasi dan sharing knowledge juga,” terang Febri.
AP II Bandara Soekarno-Hatta juga memasang spanduk berisi peringatan pidana dan denda untuk masyarakat yang masih nekat memainkan layangan di kawasan keselamatan operasi penerbangan. “Kami juga telah memasang beberapa spanduk ukuran yang cukup besar di beberapa titik yang kami anggap cukup krusial seperti itu, terutama untuk di bagian utara Bandara Soekarno-Hatta,” kata Febri.
Walaupun masih belum lenyap seutuhnya, aduan mengenai layang-layang sudah mulai berkurang sejak adanya sosialisasi secara masif dan pembentukan satgas layang-layang tersebut. “Kami informasikan terus berkurang seperti itu, ya tentu kami akan terus melakukan sosialisasi-sosialisasi. Kami juga bekerjasama dengan aparat penegak hukum, kepolisian, TNI, dan aparat desa,” terang Febri.
Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia sempat mengalami permasalahan layang-layang yang masuk dalam mesin pesawat. Alhasil, maskapai nasional ini terpaksa mengeluarkan biaya cukup besar mencapai 4.000 dolar AS untuk perbaikan kerusakan pesawat akibat layang-layang di sekitar Bandara Soekarno-Hatta.
“Konsekuensi cost yang kami alami termasuk inspeksi dan perbaikan kurang lebih sekitar 4.000 US dollar. Jika kita hadapkan dengan potensi risiko, mungkin angka 4.000 USD ini akan terlihat kecil,” kata Senior Manager Incident Management Garuda Indonesia Capt. Bernard Partogi Sitorus.