JAKARTA/TIMIKA – Setelah ditutup sejak tanggal 26 Maret lalu, Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, berencana untuk membuka kembali penerbangan dari dan menuju Bandara Mozes Kilangin, Timika, Mimika pada Selasa (21/4) ini. Namun, pintu masuk melalui udara tersebut cuma dibuka untuk maskapai Garuda Indonesia, dengan pembatasan yang ketat, dan akan dilayani sekali atau dua kali per pekan.
Pesawat Garuda Indonesia – www.aviatren.com
“Ini merupakan keputusan sulit yang terpaksa kami ambil. Sejak 26 Maret, kami sudah menutup semua penerbangan membawa penumpang dari semua rute ke Timika maupun ke luar Timika untuk mencegah penularan wabah COVID-19 (virus corona),” papar Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob, dilansir Antara. “Namun, dampak keputusan itu juga tidak sedikit karena banyak orang Mimika di luar sana yang tidak bisa kembali. Pelajar dan mahasiswa maupun warga Mimika yang lain tidak bisa kembali karena tidak ada penerbangan.”
Selain tidak ada akses untuk penumpang, pembatasan penerbangan juga membuat pengiriman alat-alat kesehatan, alat pelindung diri (APD) untuk digunakan oleh petugas kesehatan dalam melayani pasien terinfeksi COVID-19, serta obat-obatan pun menjadi terhambat dan terlambat. “Kami juga menghadapi kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang sifatnya penting dan mendesak seperti APD, obat-obatan, peralatan rapid test, VTM (Virus Transport Media yaitu media untuk menyimpan spesimen swab pasien, pengiriman sampel spesimen swab pasien ke Laboratorium Balitbangkes di Jayapura dan lain-lainnya,” lanjut Johannes.
Setelah melalui kajian mendalam dan evaluasi menyeluruh, Pemkab Mimika pun memutuskan untuk memberikan izin khusus bagi penerbangan penumpang dari dan ke Bandara Mozes Kilangin kepada maskapai Garuda Indonesia dengan pembatasan yang ketat. Penumpang yang hendak berangkat dengan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta dan Makassar sudah didaftarkan identitas mereka.
“Yang diperbolehkan terbang ke Timika adalah warga Mimika yang sedang berada di luar daerah, namun selama ini mereka kesulitan kembali karena penutupan layanan penerbangan penumpang,” sambung Johannes. “Penerbangan ini bukan untuk umum, tetapi permintaan khusus Bupati Mimika karena ada banyak warga Mimika yang berada di luar daerah.”