Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) II berencana untuk membidik 16 bandara udara di Afrika terkait proyek pengelolaan bandara dan proyek konstruksi. Pada tahap awal, pihak AP II sendiri telah mengidentifikasi 7 bandara potensial yang hendak dikelola, antara lain di Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Maroko, dan Aljazair.
Sementara itu, untuk proyek konstruksi ada 9 bandara yang dianggap potensial, yakni di Mesir, Ethiopia, Angola, Tanzania, Sudan, Afrika Selatan, Rwanda, Burkina Faso, dan Zambia. “Kami ingin membagi pengalaman dalam mengelola dan mengembangkan bandara kepada negara-negara di Afrika,” papar Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin, Selasa (20/8), seperti dilansir Bisnis.
Dalam program capacity building, AP II akan membantu sejumlah negara di Afrika untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemanfaatan peralatan, dan sumber daya lainnya dalam pengelolaan bandara. Sedangkan keterlibatan dalam pembangunan bandara di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side) untuk mendukung bisnis aeronautika dan non aeronautika akan difokuskan pada construction project investments.
Menurut Awaluddin, sektor kebandarudaraan di Benua Afrika tengah berkembang serta mampu membuka lapangan kerja bagi 7 juta orang. Data dari Centre for Aviation (CAPA) menyebutkan bahwa nilai investasi untuk bandara baru di Afrika rata-rata bisa mencapai angka USD25 miliar. “Angkasa Pura II ingin membagi pengalaman dalam mengelola dan mengembangkan bandara kepada negara-negara di Afrika,” jelas Awaluddin.
Sebagai informasi, AP II berpartisipasi dalam forum Indonesia – Africa Infrastructure Dialogue yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 20-21 Agustus 2019. Forum itu diadakan untuk mempererat hubungan Indonesia dengan 53 negara Afrika di berbagai bidang, termasuk infrastruktur. Forum itu juga dianggap wadah yang tepat untuk menjajaki peluang bisnis di pasar baru.
AP II sebagai salah satu pengelola bandara telah berpengalaman selama 35 tahun dalam mengelola bandara dan saat ini telah mengelola 16 bandar udara di Indonesia. AP II juga menegaskan bahwa dirinya mempunyai kelebihan yang dirangkum dalam 3E, yaitu Experience, Expertise dan Expansion, sehingga merasa sanggup menggarap pasar global secara optimal.