Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pengecekan kesiapan angkutan mudik Lebaran 2019. Menhub Budi menjelaskan bahwa pelaksanaan angkutan mudik di hampir setiap lini perhubungan telah matang, terlebih karena pelaksanaan mudik akan berlangsung pada 5 pekan ke depan.
Lebih lanjut Budi mengatakan, untuk kesiapan di laut, Ditjen Hubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) telah mulai melaksanakan uji kelaiklautan di seluruh wilayah kesyahbandaran sekaligus meningkatkan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayanan, serta menunda pelayaran jika kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Di samping itu, Kemenhub juga sudah mengoptimalisasi armada kapal di seluruh wilayah kesyahbandaran.
Sedangkan di sektor udara, Kemenhub akan melakukan ramp check terhadap seluruh armada, personel, sarana dan prasarana, serta prosedur. Penambahan jam operasional bandara juga dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan. Kemenhub pun juga mengawasi tarif batas atas dan batas bawah pesawat serta tarif bagasi terhadap para maskapai. “Kemudian juga menghentikan sementara terkait pekerjaan overlay dan sisi udara,” ucap Budi, Senin (22/4), seperti dilansir Kontan.
Demi menunjang keamanan dan keselamatan di moda transportasi udara, Menhub pun meminta pilot di seluruh maskapai untuk menjalani tes narkoba selama masa mudik 2019. “Kita minta pilot secara intensif melakukan tes narkoba, juga diamati pola perilaku pilot jangan sampai ada tanda-tanda membahayakan, karena antisipasi moda udara akan padat selama musim mudik,” ungkap Budi.
Berdasarkan laporan Airnav, hingga kini telah ada 226 permintaan penerbangan tambahan atau extra flight dari sejumlah maskapai, antara lain Air Asia sebanyak 64 penerbangan, Sriwijaya 62, dan Nam Air 96. Sedangkan maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air masih belum mengajukan penerbangan ekstra.
Jika dilihat dari masa angkutan mudik Lebaran tahun lalu, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja terdapat 2.652 slot, namun yang dipakai untuk terbang hanya 20% saja. Oleh sebab itu, Airnav mengharapkan ke depannya pihak pengelola bandara dapat memaksimalkan penerbangan yang reguler terlebih dahulu, baru beralih ke penerbangan ireguler.